Sunday, December 13, 2015

Kaleidoskop 2015

 


Detik demi detik seperti yg kalian tau selalu berjalan setiap nafas kita hembuskan. Dan kini sudah satu tahun detik itu berjalan sejak kulukiskan tentang sepercik masa lalu di tahun 2014. Kini akhirnya penghujung 2015 turut mnghampiri, dan kan kulukis lagi kisahku dalam beranda anak tani ini.

Januari,
Bulan di mana aku mengawali tahun dan juga usiaku. Genap 19 tahun memaksaku menjadi lebih dewasa, tak ada kado istimewa dari siapapun kecuali sang penciptaku. Allah, tepat 12 jam setelah aku berusia 19 tahun Dia memanggil salah seorang tercintaku. Yah, kakek yg selalu mengkhawatirkan setiap aku jauh darinya. Entah, penyesalan tiada dalam diriku, mungkin aku yg merasa terlalu jauh darinya. Tapi sampai kapanpun beliau take dapat kulupakan. Dan pesannya padaku agar bisa menjadi seorang yg dikenal sebagai cucunya akan kucoba tuk kuwujudkan.

Friday, October 23, 2015

Masih ngaku agent of change?

 

Kalian mau marah atau apa aku gak peduli. Aku cuma mau teman2 baca ini. Hehehe

[SURAT DARI INDONESIA 2045]

Kawan muda yang baik,

Perkenalkan aku Indonesia 2045. Bagaimana kabarmu? Aku dengar kalian sering marah-marah dengan presiden kalian hari ini. Kenapa dengan dia? Ceritakan padaku. Hmm, senior kalian dulu mungkin akan ditangkap intel kalau marah-marah dengan presiden.

Sekarang kalian bebas ya? Disituasi bebas bolehkah kalian ceritakan apa yang sudah kalian perjuangkan? Bolehkah kalian cerita soal gagasan-gagasan tentang Indonesia? Aku sungguh penasaran, kalian pasti lebih dari Soekarno, Hatta, Semaun, atau Natsir muda kan?

Di masa tak ada sosial media yang memudahkan kalian berjejaring, mereka bisa berkumpul dan berjuang ke masyarakat loh. Ah untuk apa aku ceritakan, handphone kamu pasti lebih banyak informasi perihal mereka.

Tuhkan pasti kalian lebih dari mereka? Soalnya ketika aku ketik “pemuda Indonesia hari ini” yang keluar selalu seks bebas, tawuran, kehidupan malam, cinta-cintaan dan lain-lain. Ceritakan padaku apa persiapan kalian ketika memimpinku? Jangan malu, sampai jarang aku temukan cerita masa muda kalian dengan diriku di mesin google.

Aku dengar para mahasiswa sedang bingung menentukan arah pergerakan. Sebagian tak suka demo, lalu kau bilang ia apatis. Sebagian lagi nyinyir kalau kalian terlalu beromantika dengan masa lalu. Memang gerakan seperti apa yang kalian cari? Ada yang bilang juga kalau gerakan kalian cari-cari eksistensi kelompok. Kok kalian jarang ngobrol atau jangan-jangan memang bermusuhan?

Aku dengar sedang terjadi bencana. Bagiku justru itu ada baiknya. Toh timeline media sosial kalian jadi sesak dengan tagar kabut asap daripada official akun percintaan yang quotes-nya ‘ngena’ banget sama kisah percintaan kalian. Aku dengar kalian sedang nyaman-nyamanya dengan hidup kalian. Permainan apa di-gadget kalian yang lagi digandrungi kalangan muda? Followers media sosial kalian sudah berapa banyak? Hari ini sudah update apa aja? Di mana? Sama siapa? Seru banget ya!

Sekarang, bolehkah kalian dengarkan aku? Usiaku sudah 100 tahun, usia kalian nanti kira-kira 40 – 50 tahun dan akan memimpinku. Daron Acemoglu dan James A. Robinson dalam bukunya Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty menerangkan bahwa kita bisa lihat apakah negara gagal atau tidak diusia dekade 90-100 tahun.

Aku di sini sangat ketakutan. Makanya aku buru-buru menulis surat ini sebagai peringatan untuk kalian, akan dibawa ke mana aku ini? Gagal atau jaya? Sebab hampir jarang aku mendengar kalian berbicara soal aku. Kalian sibuk dengan masa depan kalian masing-masing, padahal masa depan kalian ada pada bagiamana aku.

Aku sempat bersyukur bahwa jumlah kalian nanti akan jauh lebih banyak daripada usia tua. Di situ aku sempat lega karena banyak yang akan mengurusku nanti. Tetapi aku tak pernah bertanya kira-kira yang akan mengurusku nanti manusia yang seperti apa?

Sebab aku cukup kecewa dengan kebanyakan senior kalian hari ini. Semua berada di garda terdepan jika bela negara, tetapi kalau sudah merugikan pribadi atau kelompok nyalinya kendor. Hal ini diperparah dengan kasus korupsi disegala lini, lemahnya kepastian hukum, tumpang tindih antar kepentingan institusi, dan pemimpin-pemimpin politik pun hadir kalau punya bandar. Aku berharap kalian menjadi obat pilu Indonesia ke depan.

Kalau kalian semakin acuh, nangis aku ketakutan. Daron dan Robinson seperti menamparku. Ia bilang negara yang kelembagaan ekonomi-politiknya bersifat ekstraktif yakni dijalankan oleh segelintir elit yang menguras sumber daya negara untuk kepentingan mereka sendiri dan hanya menyisakan sedikit hasil untuk kepentingan rakyat, tinggal menunggu waktu untuk terseret ke dalam jurang kemiskinan, instabilitas politik, dan menjadi negara gagal.

Aku berpesan dengan Indonesia 2015-an, bagaimana calon-calon pemimpinku? Sudah siapkah mereka dengan situasi ini? Lalu ia menjawab, tinggalah mereka menentukan mau ke mana arahnya, sebab sampai pada

Saturday, September 12, 2015

Untukmu Wahai Manusia Sukses Move On

 



Jantung kini kembali berdetak lagi. Setelah sekian lama mungkin ia lupa akan detakannya, kini kembali berdetak dengan kencangnya. Bahkan dinginnya malam tak mampu meredamnya. Hasilnya, aku terjaga diujung malam yang memelukku tanpa ada sedikitpun senyuman dari siapapun. Entah kenapa, aku tiada mengerti, sebuah kerinduan kini datang kembali. Rindu yang sudah bukan pada tempatnya lagi dan bukan pada orang yang tepat. Mungkin sisa rasa yang dulu kumiliki masih membekas, sisa rasa yang kuyakin perlahan akan tiada.
Takdir kini membawaku pada kesendirian. Dan bintang kembali kutatap saat aku terjaga. Terduduk, termenung, dan kembali menatap sang cahaya malam. Di depan pintu kamarku kini aku terjaga. Sendirian, hanya dibelai oleh

Monday, July 27, 2015

Mencoba Tahu Arti Saudara

 
Tidak semua orang tahu tentang diriku. Dan setiap bagiannya. Banyak di antara orang yang kukenal berpikir jika aku memiliki saudara entah adik atau pun kakak. Mungkin karena terkadang aku memiliki sifat yang sok bijak atau juga terkadang kekanak-kanakkan. Mungkin juga karena aku sering berkumpul dengan mereka, orang-orang yang memiliki saudara kandung.
Dan sekarang, aktor yang sesungguhnya adalah aku. Tiada yang lain. Kali ini hanya aku yang akan menjadi pemeran utama cerita ini.
***

Friday, June 12, 2015

Aku Ingin Kamu Bersamaku di Surga-Nya

 


Aku masih sama, namaku Rega. Dan aku juga masih sendiri, tahu kan?? Atau lebih kerennya disebut aku masih jomblo. Di sini aku masih berpetualan dalam hari-hari indahku dengan sejuta pilu yang akan mengusik hidup kalian.
Dan masih sama juga, aku tetap memiliki rating tertinggi alam urusan tempat curhat karena aku bukan orang yang mudah sakit hati ketika mereka mengataiku, kususnya masalah kejombloanku selama ini.
“Ga, pernah gak loe ngerasain apa yang gue rasain ini??”
“Jelas enggak lah, orang aku denger masalah kamu aja belom.”
“Hmm.....”
“Kenapa?”
“Gak jadi.”
“Yah, jangan ngambek dong neng! Gitu aja ngambek. Emang kenapa lagi?” tanyaku pada teman yang tidak kurang dari 17 tahun aku mengenalnya itu.

Tuesday, April 28, 2015

PENDIDIKAN PANCASILA STUDI KASUS PELANGGARAN SILA KE 2 “KASUS PENEMBAKAN DI LAPAS CEBONGAN”

 


PENDIDIKAN PANCASILA
STUDI KASUS PELANGGARAN SILA KE 2
“KASUS PENEMBAKAN DI LAPAS CEBONGAN”




Disusun Oleh:
1.     Aida Meiyana (14812141010)
2.     Ika Wahyu Nurini (14812141014)

Monday, April 27, 2015

Alhamdulillah,,,, Kopma UNY Present CBT 31

 

Tertarik dengan layanan kami?
Dapatkan selalu informasi terbaru !